Baper? Bawa Perasaan?
Baper merupakan
istilah kekinian dari BAwa PERasaan. Kenapa muncul istilah baper? Baper
ditujukan pada orang-orang yang sensitif perasaannya, mudah tersentuh
dan membawa emosi jiwanya terhadap situasi di sekelilingnya. Sedangkan
saat ini, banyak orang-orang yang ekspresif. Sering meluapkan
perasaannya di media sosial atau semacamnya. Makanya, istilah baper pun
mulai trend (*nyambung nggak sih?). Sebagian orang menganggap hal ini
sedikit berlebihan dan dianggap alay.
Dampak Negatif Istilah Baper
Tau nggak sih?
Ternyata baper memberi efek negatif terhadap perilaku kita. Dampak dari
anggapan baper yang berlebihan atau alay tersebut, sebagian besar orang
jadi takut dibilang baper. Jadi, mereka berusaha untuk cuek, terhadap
hal-hal disekitarnya (*biar nggak dibilang baper gitu). Padahal kan bawa
perasaan itu kan sah-sah aja (*menurutku sih). Setiap manusia pasti
punya perasaan. Apa lagi seorang wanita. Wanita itu diciptakan dengan
penuh perasaan, ia pasti berpikir dengan mendahulukan perasaannya
dibandinggakn logika yang ada (*sedikit curcol nih ceritanya). Iya kan?
Jadi baper sebenarnya sah-sah saja. Asal nggak terlalu berlebihan.
Baper yuk
Daripada ikut-ikutan
istilah baper-baper yang nggak jelas. Mending kita ciptakan baper versi
baru, yaitu BAPER (BAwa PERubahan). Kita bawa perubahan ke hal-hal yang
positif. Bawa perubahan mulai dari diri sendiri. Intropeksi kekurangan
diri, dan berusaha memperbaiki kekurangan diri. Semoga kita dapat BAPER
(BAwa PERubahan) ke arah yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar