Kamis, 14 Januari 2016

Baper? Bawa Perasaan?

Baper merupakan istilah kekinian dari BAwa PERasaan. Kenapa muncul istilah baper? Baper ditujukan pada orang-orang yang sensitif perasaannya, mudah tersentuh dan membawa emosi jiwanya terhadap situasi di sekelilingnya. Sedangkan saat ini, banyak orang-orang yang ekspresif. Sering meluapkan perasaannya di media sosial atau semacamnya. Makanya, istilah baper pun mulai trend (*nyambung nggak sih?). Sebagian orang menganggap hal ini sedikit berlebihan dan dianggap alay.

Dampak Negatif Istilah Baper

Tau nggak sih? Ternyata baper memberi efek negatif terhadap perilaku kita. Dampak dari anggapan baper yang berlebihan atau alay tersebut, sebagian besar orang jadi takut dibilang baper. Jadi, mereka berusaha untuk cuek, terhadap hal-hal disekitarnya (*biar nggak dibilang baper gitu). Padahal kan bawa perasaan itu kan sah-sah aja (*menurutku sih). Setiap manusia pasti punya perasaan. Apa lagi seorang wanita. Wanita itu diciptakan dengan penuh perasaan, ia pasti berpikir dengan mendahulukan perasaannya dibandinggakn logika yang ada (*sedikit curcol nih ceritanya). Iya kan? Jadi baper sebenarnya sah-sah saja. Asal nggak terlalu berlebihan.

Baper yuk

Daripada ikut-ikutan istilah baper-baper yang nggak jelas. Mending kita ciptakan baper versi baru, yaitu BAPER (BAwa PERubahan). Kita bawa perubahan ke hal-hal yang positif. Bawa perubahan mulai dari diri sendiri. Intropeksi kekurangan diri, dan berusaha memperbaiki kekurangan diri. Semoga kita dapat BAPER (BAwa PERubahan) ke arah yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Teman

Popular Posts

Text Widget